BOGOR, JAWA BARAT — Untuk pertama kalinya, Kolaborasi Masjid Pemberdaya (KMP) yang diinisiasi Dompet Dhuafa menggelar wisuda Akademi Masjid Pemberdaya (AMP) angkatan pertama yang dihadiri oleh 55 wisudawan. Wisuda perdana AMP ini digelar pada Kamis (17/8/2023) di IPB International Convention Center, bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.
AMP merupakan flagship Program Kolaborasi Masjid Pemberdaya Dompet Dhuafa yang bertujuan meningkatkan kapasitas para takmir masjid. Program ini hadir guna membentuk takmir masjid yang memiliki sikap amanah dan profesional, serta akuntabel dalam mengelola masjid.
Acara Wisuda AMP Tahun 2023 dibuka dengan sambutan dari Ketua Umum KMP Nasional, Andi Juliandi. Menurutnya, inilah saatnya untuk membangun peradaban keumatan yang berasal dari masjid. AMP sebagai wadah untuk melahirkan insan-insan hebat yang nanti kembali ke masjid, menjadi takmir dan pelayan terbaik, yang membawa visi besar, yakni menjadikan masjid sebagai bagian dari upaya mengentas kemiskinan.
“Inilah saatnya teman-teman untuk membangun peradaban keumatan pastinya, metodenya harus dilakukan dengan optimal. Kita sudah masuk masanya revolusi 4.0, pengurus masjid harus mengikuti perkembangan, lakukan berbagai inovasi. Saatnya kita membangun peradaban ini, peradaban dimulai dari masjid,” ungkap Andi dalam sambutannya.
Sebelum akhirnya diwisuda, para peserta AMP telah melalui rangkaian capacity building selama tiga bulan sejak 8 Mei—5 Agustus 2023 dengan kegiatan belajar mengajar (KBM) yang dilakukan secara hybrid, baik offline maupun online.
Program ini diberikan kepada perwakilan masjid KMP sebagai penerima manfaat dengan bentuk program berupa kelas matrikulasi (untuk menyamaratakan pemahaman takmir masjid terkait masjid pemberdaya), kelas dasar dengan kurikulum lima pilar Masjid Pemberdaya, dan kegiatan kunjungan sekaligus praktikum ke masjid-masjid percontohan KMP.
Dompet Dhuafa mengelola agenda AMP sebagai upaya agar lembaga-lembaga berbasis masjid atau yayasan yang dalam hal ini adalah Mitra Pengelola Zakat (MPZ) Dompet Dhuafa dan Kolaborasi Masjid Pemberdaya, dapat menunjang kapasitas takmir masjid meliputi lima fungsi masjid, yaitu fungsi baitullah, baitul maal, baitut tarbiyah, baitud dakwah, dan baitul muamalah.
“Di agenda AMP kami ingin sekali lembaga bapak dan ibu menjadi besar menjadi amanah, menjadi akuntabel. Setelah itu harapannya kita bisa menyerap lebih optimal potensi dana zakat ini, semoga ini menjadi pemahaman bersama bahwa Dompet Dhuafa memfasilitasi ini untuk kita bisa tumbuh bersama, besar bersama, kuat bersama untuk visi mengentaskan kemiskinan,” ujar Imam Al Faruq selaku Kepala Departemen MPZ dan Zona Layanan Dompet Dhuafa.
Setelah satu tahun didirikan, saat ini anggota yang tergabung ke dalam KMP mencapai 359 masjid di enam regional, yaitu pusat (Jabodetabek, Jawa barat dan Banten), Yogyakarta, Riau, Sulawesi Selatan, Papua, dan Jambi.
Prosesi wisuda yang dilaksanakan bertepatan dengan peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI membuat wisuda terasa lebih bernilai, karena acara diawali dengan pembacaan naskah proklamasi.
Pembacaan dipimpin langsung oleh Ketua Ekonomi dan Pemberdayaan Dewan Masjid Indonesia (DMI), Sofyan Djalil, dan diikuti oleh wisudawan yang datang dari KMP Region Pusat, Yogyakarta, Riau, Sulawesi Selatan, Papua dan Jambi.
Dalam sambutannya, Sofyan Djalil menuturkan bahwa seorang takmir masjid memiliki posisi dan peran yang penting dalam memberdayakan umat. Hal ini tidak hanya terbatas pada urusan ibadah, mendirikan bangunan yang megah, melainkan juga mencakup beragam aspek seperti program yang akan dilaksanakan. Ia juga menambahkan dalam memakmurkan masjid, salah satu yang menjadi tugas KMP ini adalah mengubah pola pikir dan berpikiran terbuka.
“Yang harus kita ubah itu mindset, maka dari itu peranan masjid mengatasi kemiskinan dan kebodohan. Mindset dulu yang kita ubah. Tugas dari KMP ini adalah mengubah mindset jemaah terlebih dahulu, mengubah mindset mereka untuk membawa kebaikan perlu cara-cara yang kreatif, yang terpenting adalah bagaimana kita menyelesaikan masalah hari ini dengan semangat Islam rahmatan lil alamin,” ujar Sofyan.
“Jangan merasa puas, selalu ada improvement dalam rangka mengadaptasi kondisi program sesuai dengan kondisi masyarakat, open minded. Kalau kita terbuka maka kita akan mendapatkan hal yang baru, mendapatkan inovasi. Terbuka kepada ide-ide baru, sehingga lebih banyak hal bisa kita lakukan untuk perbaikan umat,” tambahnya.
Manfaat program AMP ini dirasakan betul oleh Kasmawati, peserta sekaligus seorang dosen yang berasal dari Masjid Al Hikmah Makassar. Ia menuturkan, Program AMP ini mengubah mindset-nya yang semula masjid hanya tempat ibadah, namun ternyata masjid bisa dijadikan solusi berbagai masalah.
“Terima kasih Dompet Dhuafa, bertemu dengan orang yang memiliki satu visi dan misi itu menyenangkan. Yang paling berkesan itu adalah fundraising, masyaallah bagaimana kita mengajak umat islam yang sangat mampu dari segi ekonomi, untuk memberikan hartanya ke masjid, dan istilah fundraising juga baru saya kenal di sini,” tuturnya.
“Kemudian yang kedua, saya senang sekali metode belajarnya, semangatnya para takmir, para guru-guru kita di sini, tidak mengenal usia, tetap semangat. Jadi bagaimana kita bermanfaat bagi orang lain, dengan bermanfaatnya bagi orang lain di situ ada kebahagiaan. Kemudian untuk penerapan lima pilar, maka saya akan terapkan di masjid saya, insyaallah,” pungkas Kasmawati. (Dompet Dhuafa/Anndini)
Sumber : DompetDhuafa.org